Kamis, 24 Maret 2011

Tuberkulosis (TB) “Air Borne Diseases”

“Air Borne Diseases”
Tuberkulosis (TB)

Karina Fitriani
Mahasiswa FKM UNDIP

A.Pengertian Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang.(WHO) Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.

B.Epidemiologi Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, khas ditandai dengan terjadinya pembentukan granuloma dan nekrosis. Infeksi ini paling sering mengenai paru, akan tetapi dapat juga meluas mengenai organorgan tertentu.
Cara penularan TB paru dapat terjadi secara langsung melalui percikan dahak yang mengandung kuman TB, terisap oleh orang sehat melalui jalan napas dan kemudian berkembang biak di paru. Dapat juga terjadi secara tidak langsung bila dahak yang dibatukkan penderita ke lantai atau tanah kemudian mongering dan menyatu dengan debu, lalu beterbangan di udara; bila terisap orang sehat akan dapat menjadi sakit. Berdasarkan cara penularan ini, TB paru juga dimasukkan dalam golongan airbone disease.
TB paru masih merupakan masalah kesehatan utama di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, di mana sebagian besar penduduknya hidup di pedesaan dengan derajat kesehatan yang masih rendah. Untuk Indonesia keadaan ini tercermin pada prevalensi TB paru dengan BTA (+) yang masih cukup tinggi yaitu 0,3 persen, berarti di antara 1000 orang penduduk Indonesia dapat dijumpai 3 orang penderita TB paru yang masih potensial menular. Di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian nomor empat setelah penyakit infeksi saluran napas bawah, diare dan penyakit jantung koroner. Penyebaran infeksi TB dapat melalui :
• Percabangan bronkus, menyebar ke paru yang lain, taring, dan juga dapat ke saluran cerna.
• Sistem limfe, menyebabkan limfadenopati regional atau secara tak langsung melalui duktus limfatikus masuk ke dalam darah, menimbulkan penyebaran miller.
• Aliran darah, pembuluh balik pulmoner dapat membawa bahan-bahan yang infektif, menyebar jauh terutama ke tulang, ginjal, kelenjar adrenal, otak dan selaput otak.
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai « Global Emergency ». Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, dimana 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah pendduduk terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 pendduduk.

C.Etiologi Tuberkulosis

•Agent TB
Penyakit TB (tuberculosis) disebabkan oleh bakteri yaitu Mycobacterium tuberculosis. Infeksi ini paling sering mengenai paru, akan tetapi dapat juga meluas mengenai organ-organ tertentu.

•Host penyakit TB
Hospes definitif adalah hospes tempat parasit, hidup dan tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak secara seksual. Hospes dari penyakit TB adalah manusia.

•Environment
Penyakit TB dipengaruhi oleh factor lingkungan fisik yaitu berupa udara,air dan sanitasi tempat tinggal yang buruk, lingkungan biologi penyakit TB yaitu bakteri tuberculosis atau Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan lingkungan sosial penyakit TB dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, peran keluarga , kebiasaan hidup masyarakat, sistem pelayanan kesehatan yang masih kurang memadai ,dan ekonomi.

D.Jenis-jenis Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) di golongkan menjadi 2 bagaian,yaitu :

1.Tuberkulosis primer Infeksi primer terjadi sebagian besar pada anak-anak umur di atas 5 tahun. Sumber penularan berasal dari penderita yang mengeluarkan kuman, biasanya dengan kontak erat terus menerus. Empat minggu setelah kuman TB masuk melalui saluran napas, akan terjadi fokus primer di paw, diikuti dengan pembesaran kelenjar getah bening hilus/regional. Fokus primer yang disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening regional dikenal dengan kompleks primer.

2.Infeksi Tuberkulosis post primer Infeksi post primer diartikan terjadinya TB paru setelah beberapa saat mendapatkan infeksi primer dan telah timbul reaksi hipersensitivitas. Dalam hal ini termasuk kasus-kasus reinfeksi atau reaktivasi dari infeksi yang terjadi beberapa tahun kemudian. Reaktivasi cenderung terjadi pada usia produktif, biasanya berkisar di antara 15 – 40 tahun. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya reaktivasi ini adalah gangguan pada system imunologik tubuh. Tuberkulosis post primer biasanya paling sering terletak pada segmen apikal lobus atas maupun lobus bawah.

E.Gejala-gejala timbulnya Penyakit Tuberkulosis (TB)

i.Gejala sistemik (umum), berupa :
a) Demam
Salah satu keluhan pertama penderita TB paru adalah demam seperti gejala influenza. Biasanya demam dirasakan pada malam hari disertai dengan keringat malam, kadang-kadang suhu badan dapat mencapai 40° – 41° C. Serangan seperti influenza ini bersifat hilang timbul, dimana ada masa pulih diikuti dengan se rangan
berikutnya setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan (dikatakan sebagai multiplikasi 3 bulan). Rasmin mengatakannya sebagai serangan influenza yang melompat-lompat dengan masa tidak sakit semakin pendek dan masa serangan semakin panjang.
b)Gejala yang tidak spesifik
TB paru adalah peradangan yang bersifat kronik, dapat ditemukan rasa tidak enak badan (malaise), nafsu makan berkurang yang menyebabkan penurunan berat badan, sakit kepala dan badan pegal-pegal. Pada wanita kadang-kadang dapat dijumpai gangguan siklus haid.

ii.Gejala respiratorik (paru)
a) Batuk
Pada awal teljadinya penyakit, kuman akan berkembang biak di jaringan paru; batuk baru akan terjadi bila bronkus telah terlibat. Batuk merupakan akibat dari terangsangnya bronkus, bersifat iritatif. Kemudian akibat terjadinya peradangan, batuk berubah menjadi produktifkarena diperlukan untuk.membuang produk-produk ekskresi dari peradangan. Sputum dapat bersifat mukoid atau purulen.
b) Batuk darah
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah; berat atau ringan nya batuk darah tergantung dari besarnya pembuluh darah yang pecah. Gejala batuk darah ini tidak selalu terjadi pada setiap TB paru, kadang-kadang merupakan suatu tanda perluasan proses TB paru. Batuk darah tidak selalu ada sangkut pautnya dengan terdapatnya kavitas pada paru.
c) Sesak napas
Sesak napas akan terjadi akibat luasnya kerusakan jaringan paru, didapatkan pada penyakit paru yang sudah lanjut. Sedangkan pada penyakit yang baru tidak akan dijumpai gejala ini.
d) Nyeri dada
Biasanya terjadi bila sistem saraf terkena, dapat bersifat local atau pleuritik.

F.Pengobatan Penyakit Tuberkulosis

•Isoniasid ( H )
Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90 % populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sanat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman yang sedang berkembang,Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kk BB,sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10 mg/kg BB.
•Rifampisin ( R )
Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman semi –dormant ( persister ) yang tidak dapat dibunuh oleh isoniasid dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untuk mengobatan harian maupun intermiten 3 kal seminggu.
•Pirasinamid ( Z )
Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg BB ,sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35 mg/kg BB.
•Streptomisin ( S )
Bersifat bakterisid . Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama penderita berumur sampai 60 tahun dasisnya 0,75 gr/hari sedangkan unuk berumur 60 tahun atau lebih diberikan 0,50 gr/hari.
•Etambulol ( E)
Bersifat sebagai bakteriostatik . Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis 30 mg/kg/BB.
•Prinsip pengobatan
Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman (termasuk kuman persister) dapat dibunuh.Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yang digunakan tidak adekuat (jenis, dosis dan jangka waktu pengobatan), kuman TBC akan berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). uNtuk menjamin kepatuhan penderita menelan obot , pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung (DOT=Direcly Observed Treatment) oleh seorang pengawas Menelan Obat (PMO ) Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap intensif dan lanjutan.

G.Penanggulangan Tuberkulosis (TB)

Prinsip control disease untuk penyakit TB :
•penderita
1.Pengobatan para penderita Tuberkulosis biasanya dengan melakukan perawatan intensif di rumah sakit,agar di dapat pengawasan langsung,untuk menjamin keteraturan pengobatan.
2.Lakukan identifikasi segera terhadap semua penderita,agar dapat mengantisipasi penyebaran.

•Contact Person/ perorangan pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
1.Penggunaan vaksin BCG (bacille Calmette -Guerin).
Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan (bakteri, virus, atau riketsia) yang diberikan untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit yang menular. Vaksin BCG merupakan suatuattenuated vaksin1 yang mengandung kultur strain Mycobacterium bovis dan digunakan sebagai agen imunisasi aktif terhadap TBC dan telah digunakan sejak tahun 1921. Walaupun telah digunakan sejak lama, akan tetapi efikasinya menunjukkan hasil yang bervariasi yaitu antara 0 – 80% di seluruh dunia. Vaksin BCG secara signifikan mengurangi resiko terjadinya active tuberculosisdan kematian. Efikasi dari vaksin tergantung pada beberapa faktor termasuk diantaranya umur, cara/teknik vaksinasi, jalur vaksinasi, dan beberapa dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
2.Pengobatan pada pasien latent tuberculosis.
Laten TB adalah di mana pasien terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis , tetapi tidak memiliki penyakit TB aktif. Pasien dengan TB laten yang tidak menular, dan tidak mungkin untuk mendapatkan TB dari seseorang dengan TB laten.
3.Pengobatan pada pasien active tuberculosis dengan menggunakan antibiotik (isoniazid, rifampin, dsb) selama kurang lebih 6 bulan.
4.Menghindari udara dingin.
5.Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur.
6.Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari.
7.Memakan Makanan yang tinggi karbohidrat dan tinggi protein.
8.Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
• www.tbindonesia.or.id/pdf/BPN_2007.pdf
• www.who.int/tb/publications/2006/istc_report.pdf -
• http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05_DiagnosisTuberkulosisParu.pdf/05_DiagnosisTuberkulosisParu.pdf

• http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/04_MasalahPenyakitTuberkulosis.pdf/04_MasalahPenyakitTuberkulosis.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar