Senin, 21 Maret 2011

diare

“food and Water Borne Diseases”

A.Pengertian Diare
Diare menurut WHO didifinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.Diare juga merupakan keadaan frekuensi buangair besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi fesesencer dapat berwarna hijau atau dapat pulabercampur lendir dan darah atau lendir saja, (WHO.1980)
Diare adalah adalah kondisi di mana terjadifrekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3kali per hari) serta perubahan dalam isi (lebihdari 200 gram per hari) dan konsistensi (fesescair . Pada definisi ini elas menyebutkan frekuensi diare terjadi lebih dari 3 kali dalam sehari.

(smeltzer,2002)
Definisi diare yang diberikan oleh Depkes RI(2003) adalah penyakit yang ditandai denganperubahan bentuk dan konsistensi fesesmelembek sampai mencair dan bertambahnyafrekuensi buang air besar (BAB) lebih banyakdari biasanya (lazimnya 3 kali atau lebih dalam sehari).

B.Epidemiologi Diare
Diare adalah buang air besar ( defekasi ) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair ( setengah padat ), dengan kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gr atau 200 ml/24 jam. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit. Diare akut merupakan masalah umum yang ditemukan di seluruh dunia. Seperti di Amerika Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien, sementara di beberapa Rumah sakit di Indonesia data menunjukkan bahwa diare akut karena infeksi terdapat pada peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke Rumah sakit. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) dengan penderita yang cukup banyak dan dalam waktu singkat.
Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Penyakit menular yang disebabkan oleh perantaraan air secara langsung biasannya dikalangan masyarakat disebut penyakit bawaan air “Water Borne Diseases”. Penyakit-penyakit ini hanya bisa menyebar apabila mikro organisme penyebabnya dapat masuk kedalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air seperti virus, bakteri protozoa dan metazoa. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang dapat ditularkan melalui air yang disebabkan oleh bakkteri vibrio cholera, E. Coli, Salmonella paratyphi dan shigella dysentriae yang disebabkan oleh protozoa entamoeba histolytica dan sebagainnya. E. Choli patogen adalah penyebab utama diare khususnya pada orang-orang yang suka berpergian atau sering disebut pelancong.

C.Etiologi Diare
• Agent Diare
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus,parasit,jamur, tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria,yaitu :
 Bakteri
Escherichia coli, Shigella spp., Salmonella spp., Campylobacter jejuni, Yersinia
enterocolitica, Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyicus, Staphylococcus aureus,
Bacillus cereus, Clostridium botulinum, Clostridium difficile, Clostridium
perfrigens, Mycobacterium tuberclosis.
 Virus
Rotavirus, Calcivirus/Norwalk virus, Adenovirus(Ad40 dan Ad41),Astrovirus,
Echovirus.
 Protozoa
Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia lamblia, Cryptosporodium
parvum.
 Jamur
Candida albicans, Manita phalloides.
 Cacing
Ascaris lumbricoides, Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura.
Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Parasit cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi pada banyak Odha. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
• Host penyakit diare
Hospes definitif adalah hospes tempat parasit, hidup dan tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak secara seksual. Hospes dari penyakit diare adalah manusia.
• Environment
Penyakit diare dipengaruhi oleh factor lingkungan fisik yaitu berupa air dan sanitasi makanan yang buruk, lingkunga biologi penyakit diare yaitu rotavirus, bakteri, dan juga Segala flora dan fauna yang berada di sekitar manusia. Sedangkan lingkungan sosial penyakit diare dipengaruhi oleh konsumsi makanan jajanan sekolah yang tidak terjamin kebersihannya, lingkungan tempat tinggal, peran keluarga ,kebiasaan hidup masyarakat, sistem pelayanan kesehatan yang masih kurang memadai ,dan ekonomi.

D.Jenis-jenis Diare
1. Diare akut
2. Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor) berdampak pada infeksi sistemik (menyeluruh) berat,dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi(kekurangan) vitamin dan mineral
3. Disentri adalah diare disertai darahdengan ataupun tanpa lender
4. Kholera adalah diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
5. Diare persisten = lebih dari 2 minggu


E.Gejala-gejala timbulnya diare

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, Khas berak-berak air (watery), berbusa, tidak ada darah atau lendir, dan berbau asam. yang kadang disertai:
• Muntah
• Badan lesu atau lemah
• Panas
• Tidak nafsu makan
• Darah dan lendir dalam kotoran
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kuran.

F.Pengobatan Diare
Pengobatan Diare dengan oralit merupakan penemuan terbesar jaman ini menurut WHO. Tetapi banyak dokter dan pasien tidak sadar untuk memakai obat sederhana ini dari mulanya. Hal ini agaknya disebabkan karena oralit tidak langsung dirasakan manfaatnya untuk menghentikan diare dan malah dapat menginduksi muntah. Semua ini terjadi karena WHO, UNICEF, dan Departemen Kesehatan tidak memberitahu cara pemakaian oralit yang benar. Bila oralit dicampur 1 sachet dalam segelas (200 cc) air dan diteguk sekaligus maka sering penderita akan muntah dan terasa akan buang air besar lagi.
Cara minum oralit ini salah. Yang benar ialah bahwa larutan oralit harus diteguk sedikit demi sedikit, 2-3 teguk dan berhenti 3 menit untuk memberi kesempatan oralit diserap oleh usus dan menggantikan garam dan cairan yang hilang dalam feses. Prosedur ini harus diulang terus menerus sampai 1 gelas habis. Bila diare masih berlanjut secara profus maka minum oralit harus diteruskan sampai beberapa bungkus/gelas (3-8) sehari. Tindakan ini biasanya akan menghentikan diare dengan cepat dan efisien.

Kalau oralit tidak ada buatlah larutan garam gula. Ambillah air teh (masak) 1 gelas. Masukkan dua sendok teh peres gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Diaduk rata dan diberikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum. Bila diare tak terhenti dalam sehari atau penderita lemas sekali bawalah segera ke Puskesmas.
Obat-obat yang biasanya dipergunakan adalah asam amino Lglutamin, bismuth subsalisilat, atapulgit dan loperamid. Beberapa produk lain yang biasanya dijual untuk mengobati sembelit juga dapat membantu dengan diare. Produk ini mengandung serat larut, yang menambah besarnya kotoran dan menyerap air. Produk ini termasuk produk yang mengandung psylium.

G.Pengendalian Diare
I.Pengendalian Diare Pada Anak
• Penanganan Yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI) seperti biasa. Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat memberikan pedialyte ( oralit unutk anak-anak dengan beberapa rasa). Kurangi makanan yang mengandung terlalu banyak gula. Ingat memang tidak mudah memberikan anak cairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya. Tapi bersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini.
• Dan yang paling terpenting adalah membuat anak kembali kemakanan padatnya (susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang terbaik untuk mengobati diarenya. Karena sel-sel usus yang dirusak oleh virus memerlukan nutrisi untuk pembentukan kembali. Penelitian menyatakan bahwa pemberian makanan seperti biasanya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare ini.
• Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare.
• Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
• Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan untuk si kecil.
• Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
• Hubungi dokter anda, bila:
 Diare disertai darah, perlu pengobatan spesifik dengan antibiotika.
 Adanya tanda-tanda dehidrasi ( tidak ada air mata ketika menangis, kencing berkurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, mulut kering)
 Adanya panas tinggi (.38.5C) yang tidak turun dalam 2 hari.
 Muntah terus menerus - tidak dapat masuk makanan / asi.
 Adanya sakit perut – kolik, pada bayi akan menangis kuat dan biasanya menekuk kaki, keringatan dan gelisah.
II.Pengendalian Diare Pada Orang dewasa
• Mengubah apa yang kita makan.Beberapa jenis makanan dapat mengakibatkan diare, dan yang lain dapat membantu menghentikannya. Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar. Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh.
• Jangan makan:
 produk susu (susu atau keju)
 masakan yang digoreng
 makanan berlemak termasuk mentega, margarin, minyak atau kacang
 makanan pedas
 makanan yang mengandung banyak serat yang tidak larut. Ini termasuk buah-buahan atau sayuran mentah, roti gandum, jagung, atau kulit dan biji buahan
• Sebaiknya makan:
 Pisang
 nasi putih
 saus apel
 sereal
 roti tawar bakar atau biskuit kraker
 makaroni atau mie biasa
 telur rebus
 bubur gandum
 kentang rebus tumbuk
 yoghurt (walau ini produk susu, makanan ini sebagian dicernakan oleh bakteri yang dipakai untuk membuatnya)
• Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting:
 sebelum makan,
 setelah buang air besar,
 sebelum memegang bayi,
 setelah menceboki anak dan
 sebelum menyiapkan makanan;
• Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi, Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak.
• Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);
• Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.
• Vaksinasi cukup menjanjikan dalam mencegah diare infeksius, tetapi efektivitas dan ketersediaan vaksin sangat terbatas. Pada saat ini, vaksin yang tersedia adalah untuk V. colera, dan demam tipoid. Vaksin kolera parenteral kini tidak begitu efektif dan tidak direkomendasikan untuk digunakan. Vaksin oral kolera terbaru lebih efektif, dan durasi imunitasnya lebih panjang. Vaksin tipoid parenteral yang lama hanya 70 % efektif dan sering memberikan efek samping. Vaksin parenteral terbaru juga melindungi 70 %, tetapi hanya memerlukan 1 dosis dan memberikan efek samping yang lebih sedikit. Vaksin tipoid oral telah tersedia, hanya diperlukan 1 kapsul setiap dua hari selama 4 kali dan memberikan efikasi yang mirip dengan dua vaksin lainnya.
• Istirahat yang cukup
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang buang-buang air akan terasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu bagi anda yang sudah merasa sangat lemas sebaiknya meminta izin sekolah atau kantor untuk menghindari dari kemungkinan yang terburuk atau memalukan di tempat umum. Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain

Daftar Pustaka
1. Suharyono, 1991. Diare Akut Klinik dan Laboratorium, Rineka Cipta, Jakarta
2. WHO, 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota.
3. Staf pengajar FKUI,2008.parasitologi kedokteran,balai penerbit FKUI, Jakarta
4. Departemen Kesehatan RI, 2009, Promosi kesehatan Diare. Jakarta
5. Azwar,A., 1997. Pengantar Epidemiologi, PT. Bina Rupa Aksara, Jakarta

Karina Fitriani
MAHASISWA FKM UNDIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar